LABORATORIUM PSG MODIFIKASI METODE PREPARASI PALINOLOGI

Laboratorium Pusat Survei Geologi (Badan Geologi) telah berhasil memodifikasi metode preparasi palinologi standar. Metode baru ini terbukti menghasilkan jumlah serbuk sari dan spora yang sebanding dengan biaya yang murah. Dengan konsentrasi bahan kimia yang diturunkan, teknik preparasi hasil modifikasi ini dapat diterapkan secara luas

Palinologi adalah cabang ilmu yang mempelajari serbuk sari (polen), spora, dan mikroorganisme lainnya, yang biasanya ditemukan dalam sedimen atau tanah. Ilmu ini digunakan untuk memahami sejarah vegetasi, iklim masa lalu, lingkungan kuno, dalam bidang forensik, dan arkeologi. Penelitian palinologi di Indonesia dirintis oleh Polak (1933) di daerah rawa Lakbok-Ciamis, Jawa Barat. Selanjutnya, pada dekade 1970-an beberapa orang Indonesia mulai menggeluti disiplin ilmu ini.

Pengembangan dan pemanfaatan penelitian palinologi di Indonesia masih terbatas akibat tingginya biaya preparasi dan sulitnya memperoleh bahan kimia yang digunakan dalam proses preparasi standar. Biaya preparasi yang mahal tidak hanya menghambat perkembangan palinologi di perguruan tinggi, tetapi juga menghambat meluasnya penggunaan analisis palinologi dalam dunia eksplorasi minyak dan batu bara, arkeologi, industri pertanian seperti industri madu, kesehatan lingkungan, dan forensik. Penggunaan bahan kimia pro-analis dalam preparasi polen standar juga memerlukan standar keamanan yang lebih tinggi karena konsentrasi bahan kimia pro-analis yang tinggi. Pusat Survei Geologi (PSG) sebagai salah satu unit di bawah Badan Geologi mencoba memodifikasi metode preparasi palinologi untuk mengatasi masalah tersebut. 

Teknik preparasi palinologi standar menggunakan bahan kimia pro-analis (p.a). Pada teknik preparasi yang dimodifikasi, bahan kimia seperti asam klorida (HCl), asam florida(HF), seng klorida (ZnCl2), dan kalium hidroksida (KOH) digantikan oleh bahan kimia teknis yang lebih murah dan aman karena konsentrasinya lebih rendah. Asam anhidrida asetat ((CH3CO)2O) dan asam sulfat (H2SO4), yang digunakan adalah jenis p.a. Konsentrasi bahan kimia pro-analis dan teknis masing-masing adalah 99,95% dan 37-40%. Secara hipotetis, penggantian bahan kimia pro-analis dengan bahan kimia teknis tidak akan memengaruhi hasil preparasi. Perbandingan diagram alir preparasi palinologi yang telah dimodifikasi dengan teknik standar dapat dilihat pada Gambar 1.

Pengujian efektivitas teknik preparasi palinologi termodifikasi dilakukan dengan menggunakan lima sampel sedimen lempung organik. Lempung ini merupakan endapan rawa pantai yang diperkirakan diendapkan pada akhir Holosen di Cilacap, Jawa Tengah (Gambar 2). Sampel ini diambil dengan menggunakan bor tangan. Pada Peta Geologi (Simanjuntak & Surono, 1992), titik bor berada pada endapan aluvium. Aluvium ini merupakan endapan aluvium pantai yang menempati bagian selatan daerah penelitian yang terdiri dari pasir halus-sedang dan sangat lepas yang memperlihatkan kesan perlapisan. Endapan aluvium ini meliputi formasi batuan Miosen dan Pliosen tua yang mengisi Cekungan Banyumas, yaitu Formasi Halang, Formasi Kalipucang dan Formasi Gabon.

Hasil modifikasi yang dikembangkan oleh Laboratorium Palinologi – PSG tersebut telah dibandingkan dengan teknik standar yang digunakan sebelumnya. Teknik preparasi palinologi standar pada lima sampel menghasilkan jumlah serbuk sari dan spora per slide masing-masing pada kisaran 370-577 dan 11-154. Sementara itu, teknik preparasi yang dimodifikasi menghasilkan kisaran 263-559 dan 20-145. Deviasi proporsi serbuk sari-spora untuk kedua teknik berkisar antara 0-6%. Ini menunjukkan kisaran yang sebanding antara teknik penyiapan standar dan yang dimodifikasi. Studi juga menunjukkan bahwa perbandingan preparat serbuk sari dan spora antara teknik preparasi palinologi standar dan yang dimodifikasi secara mikroskopis tidak berbeda.

Fasilitas laboratorium kimia yang memenuhi persyaratan merupakan prasyarat agar teknik preparasi palinologi standar dapat diterapkan. Akibatnya, teknik preparasi palinologi strandar ini tidak dapat diterapkan secara luas, terutama di perguruan tinggi yang tidak dilengkapi dengan laboratorium kimia yang memadai. Di sisi lain, teknik preparasi palinologi yang dimodifikasi menggunakan beberapa bahan kimia teknis dengan konsentrasi rendah. Selain itu penggunaan bahan kimia berkonsentrasi rendah dalam preparasi palinologi yang termodifikasi dapat menghemat biaya preparasi dan hanya memerlukan biaya Rp.36.085-/ sampelnya.

            Untuk lebih lengkapnaya hasil penelitian pengenbangan metode preparasi palinologi yang termodifikasi bisa dibaca di link berikut ini : https://ijog.geologi.esdm.go.id/index.php/IJOG/article/view/939

Penulis            : Woro Sri Sukapti dan Eko Yulianto

Penyunting      : Tim Scientific Board PSG


Posted

in

by

Tags: