Pusat Survei Geologi dan SKK Migas Gelar FGD II untuk Tingkatkan Eksplorasi Migas di Indonesia Barat

Bandung- Pusat Survei Geologi di bawah Badan Geologi bersinergi dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) II. Kegiatan ini bertujuan membahas eksplorasi, prospektivitas, serta studi new ventures untuk percepatan wilayah kerja minyak dan gas bumi di area barat Indonesia. Acara ini telah sukses dilaksanakan pada 18-19 Oktober di Bandung.

FGD II ini merupakan bagian dari inisiatif yang diamanahkan oleh Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 9.K/KP.05/MEM.M/2023. Keputusan ini membentuk tim Kajian Percepatan Kegiatan Eksplorasi di Wilayah Indonesia Barat dan mempromosikan lima Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi di Indonesia Timur. Dengan tekad kuat, Kementerian ESDM terus berupaya meningkatkan kolaborasi antara Pemerintah dan pelaku usaha di industri hulu migas.

Dalam konteks ini, FGD II Tim Kepmen Kajian Percepatan Kegiatan Eksplorasi Di Wilayah Indonesia Barat menjadi bukti nyata kolaborasi tidak hanya di aspek teknis, melainkan juga di bidang administrasi dan penganggaran biaya kegiatan. Sinergi antarlembaga di KESDM menciptakan kerjasama yang holistik.

Partisipan yang diundang sebanyak 65 orang, terdiri dari perwakilan Kementerian ESDM dan mayoritas dari Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang terlibat dalam pengusahaan industri hulu migas di Indonesia. Diharapkan, hasil dari FGD II ini dapat memberikan langkah konkret untuk mendukung iklim investasi di sektor migas. Kementerian ESDM berharap munculnya wilayah-wilayah kerja baru yang dikelola oleh para pelaku usaha industri hulu migas di Indonesia.

“Kami berharap agar FGD II ini dapat memberikan tindaklanjut konkrit dalam kegiatan-kegiatan ke depan. Ini diharapkan dapat membangkitkan kembali iklim investasi di sektor pengusahaan hulu migas di Indonesia,” ungkap Hermansyah selaku Kepala Pusat Survei Geologi.

Dengan partisipasi aktif para peserta, termasuk perwakilan dari pemerintah dan pelaku usaha, KESDM yakin akan mendapatkan masukan berharga. Masukan ini diharapkan dapat menyempurnakan dukungan dan pelayanan terhadap tata kelola industri hulu migas di Indonesia, menuju arah yang lebih baik. KESDM berterima kasih atas kontribusi dan dedikasi semua pihak yang terlibat dalam FGD II ini, dan berharap langkah-langkah selanjutnya dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi industri hulu migas di Tanah Air.